Standar Etika Pembuatan Podcast
Tentang Modul
Saat mata terjun ke layar gawai, saat itu pula kamu akan tiba di belantara konten. Baik itu video, audio, teks, grafis, ataupun audiovisual. Begitu realita yang kita hadapi. Nyaris siapapun kini dapat dengan mudah membuat konten lalu diunggah di media sosial. Asalkan punya gawai, paket data dan bermodal ketelatenan. Klik, rekam, edit, unggah dan, menyebar. Demikianlah kira-kira jagat maya bekerja.
Gawatnya, tak semua konten sehat untuk ‘dikunyah’. Seringkali justru bikin situasi tambah runyam, mengamplifikasi informasi bohong atau hoaks, memuat konten yang berpotensi memecah belah, menyakiti pihak lain atau, justru membahayakan. Fenomena yang, dalam bab-bab sebelumnya diulas sebagai sampah informasi—baik berupa misinformasi, disinformasi ataupun, malinformasi.
Itu mengapa etika diperlukan dalam proses pembuatan konten. Etika dapat berfungsi sebagai pemandu juga rambu-rambu dalam kerja-kerja meramu sebuah konten.
Beberapa profesi telah memiliki kode etik. Hanya saja memang, hingga paket modul ini diterbitkan, belum ada kode etik khusus untuk kreator podcast atau podcaster. Tapi bukan berarti pula, kamu bisa sembarangan membuat dan meluncurkan podcast.
Mengapa?
Podcast atau siniar yang diluncurkan akan menyebar di jagat digital, termasuk media sosial. Dan perkembangan teknologi internet memungkinkan media sosial kini menjadi ruang publik maya. Itu sebab produk yang bakal dikonsumsi khalayak semestinya sesuai etika. Dengan begitu publik akan mendapatkan informasi yang jelas dan akurat.
Etika secara umum berisi nilai-nilai universal yang akan memandu agar podcast yang kamu bikin tak menyakiti yang lain, agar konten yang kamu sajikan menghormati hak asasi manusia, juga agar informasi yang kelak kamu perdengarkan dapat dipertanggungjawabkan. Kepatuhan terhadap etika diyakini mampu membantu menciptakan kultur konten yang sehat dan berkualitas.
Sekalipun belum ada kode etik yang mengatur podcaster, setidak-tidaknya kamu bisa merujuk pada etika dasar jurnalisme. Ini karena produksi podcast disebut mirip atau mendekati produk jurnalistik. Ia berbasis pada fakta juga data.
Itu sebab, kamu perlu memahami standar etik pembuatan podcast. Patuh terhadap etik bisa menjadi salah satu mitigasi untuk mengurangi kerentanan pembuat konten terhadap ancaman ataupun kekerasan lainnya.
Disiplin kode etik juga bisa menjadi kunci untuk mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari publik. Ini sangat penting mengingat—dalam hal ini—podcast atau siniar berperan besar dalam meningkatkan kesadaran akan isu tertentu.
Modul ini akan membahas hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan untuk membuat konten yang etis dan aman secara digital.
Kurikulum
Pengantar
Latar Belakang00:00:00
Tujuan, Bahasan, Output, dan Metode00:00:00
Distribusi Waktu00:00:00
Alat dan Bahan00:00:00
Langkah dan Pembahasan
Bahan dan Materi Standar Etik
Bahan dan Materi Keamanan Digital
Penulis Modul
Nurika Manan
Penulis Modul
Nurika Manan saat ini menjadi jurnalis lepas dan menulis untuk beberapa media seperti BBC Indonesia, CNN Indonesia sampai Project Multatuli. Ika tertarik pada isu-isu lingkungan, hukum, HAM serta korupsi dan konflik lahan. Ika juga beberapa kali terlibat dalam kolaborasi liputan investigasi.
Ketika menjadi reporter dan editor di KBR, Ika terlibat dalam produksi podcast investigasi “Hidup Usai Teror” yang memenangkan penghargaan AJI Indonesia dan UNICEF Indonesia tahun 2020. Ika memiliki Sertifikat Kompetensi Jurnalis level Madya, juga aktif di AJI Indonesia.